Ekonomi Indonesia 2016 menghadapi tantangan yang tidak mudah. Selain persoalan internal, faktor eksternal dan global akan sangat berpengaruh. Pada Januari ini Indonesia memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), di mana 10 negara ASEAN memberlakukan kebebasan berinvestasi, barang, jasa, modal, dan tenaga kerja.
Padahal dalam dokumen kebijakan ekonomi makro yang diserahkan pemerintah ke DPR pada Mei 2015 dan nota keuangan serta Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 menuliskan, Indonesia tidak siap menghadapi MEA.
Data Forum Ekonomi Dunia menunjukkan, terjadi penurunan daya saing Indonesia dari posisi 34 ke 38 serta menurunnya human capital index dari posisi 53 ke 69. Juga terjadi penurunan pada indeks kesejahteraan dan indeks ketahanan pangan.
Pertumbuhan ekonomi nasional juga masih akan dibayangi pelambatan ekonomi global. Ekonomi dunia menghadapi tantangannya juga, di antaranya adalah penaikan tingkat suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), anjloknya harga minyak dunia, adanya volatilitas harga komoditas, pelambatan ekonomi China, serta masih tertekannya ekonomi zona Eropa.
Risiko Finansial
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde dalam sebuah artikel tamu di harian Jerman Handelsblatt memaparkan, pertumbuhan perdagangan global yang melambat dan penurunan harga bahan mentah menimbulkan masalah bagi ekonomi.
Disebutkannya juga, sektor finansial di banyak negara masih lemah dan risiko finansial meningkat di negara-negara berkembang. Dia mengkhawatirkan kemampuan negara-negara di dunia untuk menyerap guncangan setelah The Fed menaikkan suku bunga. Kenaikan ini dan menguatnya mata uang dolar AS bisa menyebabkan perusahaan-perusahaan gagal bayar utang. Pada akhirnya bisa menular kepada bank-bank dan juga negara.
Lagarde memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan mengecewakan dan tidak merata pada 2016. Itulah sebabnya pada Oktober lalu IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia hanya 3,6 persen.
Pelambatan ekonomi Indonesia mau tidak mau akan terimbas oleh persoalan ekonomi global. Sepanjang 2015, ekonomi nasional yang melambat merupakan respons atas dinamika global, tekanan permintaan barang dan jasa dunia, tekanan nilai tukar, dan terus melemahnya daya beli masyarakat.
Di tengah suasana pesimis, para pakar masih memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 4,6 persen hingga 5,2 persen. Kuncinya ada pada investasi dan tingkat konsumsi. Aliran investasi yang diperkirakan tumbuh hingga 6 persen pada 2016, akan menjadi pendorong terbesar pertumbuhan. Ini bisa jadi merupakan dampak dari deregulasi perizinan investasi yang digulirkan pemerintah.
Konsumsi rumah tangga juga akan mampu menopang pertumbuhan, asalkan pemerintah mampu memulihkan daya beli masyarakat dan mengangkat konsumsi rumah tangga di atas 5 persen. Pemerintah perlu mampu mengeksekusi dengan baik anggaran fiskal dan menyusun program dan kebijakan yang tepat. Salah satu contoh kebijakan yang efektif untuk memulihkan daya beli masyarakat adalah dengan menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) premium. (*)
Bagas Pratomo
(pengamat ekonomi)
Dearest in mind,
I would like to introduce myself for the first time. My name is Barrister David Gómez González, the personal lawyer to my late client.
He worked as a private businessman in the international field. In 2012, my client succumbed to an unfortunate car accident. My client was single and childless.
He left a fortune worth $24,500,000.00 Dollars in a bank in Spain. The bank sent me message that I have to introduce a beneficiary or the money in their bank will be confiscate. My purpose of contacting you is to make you the Next of Kin.
My late client left no will, I as his personal lawyer, was commissioned by the Spanish Bank to search for relatives to whom the money left behind could be paid by my deceased client. I have been looking for his relatives for the past 3 months continuously without success. Now I explain why I need your support, I have decided to make a citizen of the same country with my late client the Next of Kin.
I hereby ask you if you give me your consent to present you as the next of kin to my deceased client to the Spanish Bank as the beneficiary. I would like to point out that you will receive 45% of the share of this money, 45% then I would be entitled to, 10% percent will be donated to charitable organizations.
If you are interested, please contact me at my private contact details by Tel: 0034-604-284-281, Fax: 0034-911-881-353, Email: ddggabogados@mail.com
I am waiting for your answer
Best regards,
Lawyer: – David Gómez González